Rabu, 30 Desember 2009

GRAMEEN BANK

Grameen Bank adalah sebuah organisasi kredit mikro yang berawal dari Bangladesh yang memberikan pinjaman kecil kepada orang yang kurang mampu tanpa menyediakan jaminan atau agunan. Ini berdasarkan pendapat bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan,padahal sebagian dari mereka mempunyai bakat yang tidak dapat di salurkan secara optimal. Yang berbeda dari kredit ini adalah pinjaman dapat diberikan kepada kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin. Dengan kata lain,mereka mempunyai keinginan untuk melepaskan diri dari kemiskinan. Disini, Grameen bank akan membina dan memberi pelatihan kepada mereka untuk mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan. Jika semua ini diterapkan dengan konsisten, pola Grameen Bank ini dapat mencapai tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat miskin melalui perempuan.

Sejarah Berdirinya Grameen Bank

Grameen bank (Bank Pedesaan) mulai dirintis oleh Muhammad Yunus tahun 1976 (peraih hadiah Nobel bidang ekonomi tahun 2006), namun baru bisa berdiri secara formal pada tahun 1983.Beliau merupakan seorang dosen Universitas Chittagong serta Dekan Fakultas Ekonomi itu. Grameen Bank terlahir dari rasa keputus-asaan Yunus atas teori ekonomi yang tidak menyentuh kemiskinan, dan atas kurangnya perhatian lembaga keuangan formal terutama perbankan untuk memberikan kredit bagi kelompok miskin yang dinilai tidak potensial untuk menjadi nasabah Bank. Grameen Bank sendiri merupakan bentuk eksperimen Muhammad Yunus untuk menjawab kemiskinan yang melanda Bangladesh yang mayoritas perempuan. Perempuan Bangladesh yang bekerja sepanjang hari untuk mendapatkan 2 sen dolar, setelah di bagi dengan rentenir. Salah satu hambatan produktifitas perempuan di Bangladesh adalah keberadaan rentenir. Ketika muhammad Yunus memulai pekerjaannya, ia banyak mendapat penentangan dari kelompok para rentenir yang menuduh grameen bank sebagai alat kristenisasi atau mengajak menjadi kafir. Grameen Bank memberikan kredit-mikro kepada orang-orang miskin dengan syarat-syarat yang sangat mudah. Dari hasil pengamatannya,yunus menyimpulkan bahwa kemiskinan bukan karena mereka malas dan bodoh,akan tetapi karena masalah mendasar yaitu mereka tidak memiliki modal usaha untuk menjalankannya. Sedangkan untuk meminjam kepada lembaga perkreditan formal mereka terbentur pada masalah agunan.. Yunus tidak takut para peminjam tersebut tidak akan mengembalikan pinjaman, karena prinsip grameen bank adalah kepemilikan bersama. Peminjam yang tidak mengembalikan pinjaman sama saja dengan menghilangkan kesempatan untuk mendapat pinjaman berikutnya. Sehingga, orang-orang miskin yang memperoleh pinjaman dari grameen bank memiliki tanggung jawab besar untuk mengembalikan pinjaman tersebut, demi kelanjutan program ini.

Yang menarik untuk dicermati yaitu yang menjadi sasaran utama keanggotaan Grameen Bank adalah kaum wanita. Pilihan wanita untuk menjadi anggota Grameen Bank didasarkan pada pemikiran bahwa tanggung jawab wanita terhadap keluarga lebih besar dan wanita akan membelanjakan uangnya hanya untuk kepentingan keluarga. Wanita harus diberdayakan dengan memanfaatkan potensi yang dilikinya. Banyak kasus menunjukkan bahwa jika perempuan diberikan kesempatan dan modal, mereka akan sanggup memberdayakan ekonominya. Di Indonesia, banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, mereka umumnya membuka warung makan, jual kue keliling, buka kios, hingga home industri. Umumnya,wanita-wanita tersebut kesulitan dalam mengakses modal dari bank umum karena persoalan syarat dan kriteria yang berat.

Grameen Bank bukanlah bank konvensional yang hanya berhubungan dengan nasabah secara terbatas dari aspek ekonomi, tetapi Bank yang dibangun oleh Profesor Yunus ini bersifat multidimensional dari segala aspek kehidupan kelompok miskin, serta memasukan unsur sosial budaya kedalammya. Hubungan bank dengan calon anggotanya dimulai dengan penyuluhan, yang dilanjutkan dengan pendidikan (termasuk mengajari membaca dan menulis) dan pelatihan. Setelah itu baru dilakukan penandatanganan perjanjikan atau kesepakatan. Dalam perjanjian ini ditekankan peminjam agar mengutamakan kepentingan usaha dan peningkatan kesejateraan keluarga.

Peranan Grameen Bank

Grameen bank memiliki peranan besar bagi rakyat kecil. Sistem perbankan yang digunakannya nyaris bertolak belakang dengan yang digunakan oleh bank konvensional. Kenyataannya sampai hari ini bahwa bank konvensional semakin tidak pro pada rakyat. Banyak sekali bank konvensional yang hanya mau mendanai proyek-proyek yang menghasilkan profit besar,mereka tidak pernah menghiraukan rakyat kecil. Bahkan, mereka juga mempersulit kaum miskin dengan suku bunga pinjaman yang tidak terjangkau dan agunan. Padahal kaum miskin tidak memiliki uang yang cukup untuk mengembalikan bunga dan mereka juga tidak memiliki agunan. Begitu juga dengan kaum rentenir. Dari segi waktu,kaum miskin relatif lebih suka meminjam uang kepada mereka,karena mereka lebih mudah memberikan pinjaman tanpa adanya persyaratan yang rumit,walaupun bunga pinjamannya sangat tinggi bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga bank konvensional. Baik bank konvensional maupun rentenir saat ini merupakanpihak dimana yang menjadikan rakyat miskin semakin miskin, sedangkan yang kaya semakin kaya.

Namun hadirnya Grameen Bank yang didirikan oleh Muhammad Yunus memberikan suatu peranan besar dalam menjawab solusi kemiskinan yang telah mengakar di Bangladesh selama bertahun-tahun. Grameen bank tidak hanya memberikan solusi dalam segi finansial kaum miskin, namun juga merubah kebudayaan warga setempat, dimana wanita hanya boleh di dalam rumah dan tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas ekonomi di luar rumah. Dengan hadirnya Grameen Bank, meski wanita tidak diperkenankan melakukan aktivitas ekonomi di luar rumah, namun dengan berbagai solusi, wanita dapat bekerja meski di dalam rumah. Sebagai bank kaum miskin,Grameen Bank tidak muncul dalam wujud lembaga keuangan eksklusif sebagaimana bank konvensional lainnya, melainkan menjelma sebagai lembaga yang berada di lingkungan miskin secara nyata.

Oleh sebab itu,Grameen Bank dinyatakan berhasil menuntaskan kemiskinan, sebab Grameen Bank dalam menjalankan misinya tidak hanya berfokus dalam melakukan kredit seperti yang dilakukan oleh bank konvensional pada umumnya, tetapi lebih daripada itu,Grameen Bank “menjelma” menjadi kaum miskin itu sendiri, karena dengan cara itulah Grameen Bank dapat mengetahui secara utuh tentang segala aspek penyebab kemiskinan dan solusi yang tepat dalam melakukan pengurangan atau bahkan penghapusan terhadap penyebab kemiskinan.